Rabu, 19 November 2014

[Resensi Buku Islam] Adabul Mufrad



Imam Bukhari rahimahullah. Nama ini sudah menjadi jaminan mutu dari karya-karya yang mumpuni. Shahih Bukhari yang fenomenal itu sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan kualitas dari ulama yang satu ini. Beliau adalah amirul mu’minin di bidang hadits, pakar dalam hal ‘ilal (cacat yang tersembunyi dalam sebuah hadits), penjaga Islam dan kaum muslimin, dan pemuka para ahli hadits. Di antara karya-karyanya, Kitab Adabul Mufrad merupakan satu dari sekian warisan berharga yang beliau tinggalkan untuk kaum muslimin. Inilah cahaya yang berkilau di langit ilmu ad-dien yang begitu luas ini. Kitab ini akan kembali membawa kita untuk turut menelusuri majelis ilmu hadits yang digelar oleh Imam Bukhari, bahkan meskipun beliau telah lama tiada. Adabul Mufrad mengumpulkan berbagai adab terpuji yang dibutuhkan ketika berada di tengah keluarga dan tetangga, serta segala sesuatu yang erat kaitannya dengan kekerabatan. Kitab ini akan semakin meneguhkan keyakinan kita, betapa Islam merupakan agama yang sempurna dan mengatur segala aspek kehidupan dengan sangat jelas dan rinci. 

Akhlak yang mulia memang menempati posisi yang sangat penting dalam agama ini. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Amalan yang timbangan pahalanya paling berat kelak adalah akhlak yang baik.”. Ibnul Qayyim telah menjelaskan tentang pembagian adab Islam menjadi tiga poin yang kesemuanya itu harus mendapatkan perhatian oleh seorang muslim, yakni; adab kepada Allah yaitu dengan selalu menjaga hati agar tidak berpaling kepada selain-Nya serta senantiasa mengerjakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, adab kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yakni dengan tunduk dan patuh terhadap sunnah-sunnah beliau, serta adab kepada sesama makhluk dengan berinteraksi kepada mereka sesuai dengan martabat yang mereka miliki, sebab dalam menghadapi setiap orang diperlukan adabnya masing-masing. Akhlak yang mulia merupakan pondasi yang telah menegakkan dakwah Islam dan merupakan kunci untuk menggapai segala kebaikan. Tak heran, jika para ulama termasuk Imam Bukhari senantiasa memberikan perhatian yang besar dalam masalah ini, salah satunya dengan jalan menyusun kitab yang berisi kumpulan akhlak dan adab, yakni Adabul Mufrad. 

Adabul Mufrad merupakan salah satu dari karya terbaik yang pernah ditulis, dengan penyusunan yang sistematis sehingga sangat layak untuk dipelajari. Karena itu pula, beberapa orang ulama telah menyusun syarah untuk kitab ini, termasuk Syaikh Dr. Muhammad Luqman as Salafi yang menyusun kitab Rasysyul Barad Syarh al Adabil Mufrad yang terjemahan Bahasa Indonesia-nya sedang kita bahas dalam kesempatan kali ini. Sebelumnya, Adabul Mufrad telah disyarah oleh dua orang ulama lainnya, yakni Syaikh Fadhlullah al Jailani dalam Fadhlullahish Shamad fi Taudhihil Adabil Mufrad dan Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani yang telah menelaah, mentakhrij, dan memilah berbagai hadits dalam Adabul Mufrad dan membaginya menjadi dua bagian, yakni Shahih al Adabil Mufrad dan Dha’if al Adabil Mufrad. Berdasarkan kedua syarah sebelumnya inilah, Syaikh Dr. Muhammad Luqman as Salafi menyusun karyanya dengan bertopang pada penilaian Syaikh Al Albani dengan menyematkan penilaian beliau di akhir setiap hadits dan atsar. Sebelumnya, Syaikh Muhammad Luqman telah melahirkan syarah Bulughul Maram karya al Hafizh al Asqalani berjudul Tuhfatul Kiram Syarh Bulughil Maram, dan syarah Fathul ‘Allam ‘ala Bulughil Maram karya al-‘Allamah Shiddiq Hasan Khan yang diberi judul al Ahkamul Fiqhiyyah wal Fawa’idul Haditsiyyah ‘ala Fat-hi yang mendapat sambutan yang sangat baik dari para penuntut ilmu. Syaikh Dr. Muhammad Luqman as Salafi merupakan Rektor Universitas Islam Ibnu taimiyah di Darussalam, India dan juga sekaligus Direktur Markaz Research Abdul Aziz bin Baz di kota yang sama. Kitab syarah ini terdiri atas lima juz dan telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sehingga sangat memudahkan para penuntut ilmu di negeri ini untuk turut mempelajarinya. Dikemas dalam bentuk hardcover yang eksklusif dan desain sampul yang elegan. Jilid pertama terdiri atas 652 halaman dan jilid kedua memuat 614 halaman. 

Juz pertama dibuka dengan pembahasan mengenai berbakti kepada orang tua. Perintah yang disebutkan setelah perintah mentauhidkan Allah ini memang merupakan perkara yang sangat penting untuk diperhatikan. Bentangan hadits-hadits yang membahas hal itu akan kita temui dalam bagian-bagian awal dari juz pertama syarah Adabul Mufrad ini. Setiap pembahasan hadits dalam kitab ini bukan hanya diisi dengan kandungan hadits saja, namun juga dilengkapi dengan perjelasan makna kata dalam hadits tersebut. Hal ini akan sangat memudahkan kita dalam mempelajari tiap hadits dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu hadits. Dilengkapi juga dengan catatan kaki yang menunjukkan derajat dari setiap hadits yang sedang dibahas. Setiap kandungan hadits dipaparkan dalam bentuk poin-poin yang ringkas namun mencakup keseluruhan dari hal-hal yang penting dari hadits tersebut sehingga begitu mudah untuk ditelusuri satu per satu. Ditulis dengan bahasa yang mudah untuk dicerna dan tidak bertele-tele sehingga tidak sulit untuk dipahami. 

Selain tentang birrul walidain, bagian pertama dari kitab ini juga membahas tentang silaturahim yang mencakup pembahasan silaturahim secara umum, hingga bagaimana tuntunan saat berinteraksi dengan orang kafir. Selanjutnya terdapat hadits-hadits yang membahas tentang pengasuhan anak, tentang adab dan akhlak kepada tetangga, kemudian ditutup dengan pembahasan hadits mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keutamaan memelihara anak yatim, bahkan keutamaan wanita yang tabah untuk mengasuh anaknya tanpa menikah lagi yang ternyata telah dijanjikan keutamaan berupa kedudukan yang sangat dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di surga kelak. 

Selanjutnya juz kedua dibuka dengan bagaimana Islam mengatur hubungan antara pembantu dan majikannya. Akan kita temukan bagaimana Islam telah mengatur dengan sangat indah bagaimana seorang majikan harus tetap menjaga akhlak yang baik kepada bawahannya, bahkan hingga terdapat perintah untuk membantu pekerjaan-pekerjaan mereka.  Dilajutkan dengan hadits-hadits tentang budi baik, serta berbagai hal yang berkenaan dengan akhlak yang baik, semisal tersenyum, dermawan, serta kewajiban menolong orang yang teraniaya. 

Sedangkan juz ketiga memuat berbagai macam hal dan berbagai pembahasan yang juga tidak kalah penting. Ini memperlihatkan betapa hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sangat paripurna dalam mengatur masalah kaum muslimin. Tahukah kita bahwa bahkan perkara membangun rumah pun terdapat pembahasannya dalam hadits? Ya, bagian ketiga dari syarah Adabul Mufrad ini memuat hadits-hadits dan penjelasan tentang hal tersebut. Selain itu, diketengahkan pula hadits dengan tema yang lain, misalnya tentang adab dalam memuji, tercelanya menghina, adab-adab dalam berziarah, anjuran untuk berlemah lembut dan menghindari kedzaliman, hingga bagaimana kita dianjurkan untuk meneladani Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam kasih sayangnya kepada anak-anak kecil baik dengan memeluknya, atau dengan mengusap kepalanya.  

Memasuki juz keempat, terdapat pembahasan tentang orang sakit, baik dari sisi penderita sakitnya, maupun orang-orang yang berada di sekitarnya yakni berupa anjuran untuk menjenguk orang sakit yang memiliki keutamaan yang begitu besar. Bahkan dituturkan pula tentang anjuran menjenguk orang musyrik seperti yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang akhirnya membuat seorang pemuda Yahudi yang dijenguk itu akhirnya masuk ke dalam agama Islam. Terdapat pula anjuran untuk saling membantu, serta tuntunan tentang doa dan dzikir. Pembahasan tentang doa ini masih terus berlanjut di juz yang kelima hingga melangkah ke kitab jilid kedua. Juz terakhir ini juga memuat tentang banyak macam hal, misalnya tentang ghibah, adab menerima tamu, berbagai ucapan yang sering dilontarkan secara spontan dan tuntunannya, bagaimana aturan dalam memberikan nama dan nama-nama yang baik, bahkan pembahasan tentang syair, tentang bersin dan salam, menulis surat, aturan dalam duduk, adab-adab tidur, khitan, dan hal-hal lainnya yang juga sangat penting untuk diketahui. 

Pada akhirnya, buku ini benar-benar akan menjadi sumber referensi yang begitu lengkap untuk menuntun kita dalam menjalani kehidupan sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mempelajari dan mengamalkannya tentu menjadi satu hal yang sangat dianjurkan kepada diri-diri kita, sehingga keindahan Islam dapat terlihat dari kaum muslimin yang menganutnya. Menjadi hal yang sangat penting bagi para orang tua, pendidik, penuntut ilmu, dan seorang muslim secara umum untuk menjadikan kitab ini sebagai salah satu rujukan yang sudah selayaknya kita miliki bersama. Tentu, syarah Adabul Mufrad ini dapat menjadi warisan yang sangat berharga di tengah umat untuk terus bersemangat dalam meneladani sang pemilik sebaik-baik akhlak yang perikehidupannya terus dikenang dan dicontoh oleh para pengikutnya sejak lima belas abad yang lalu; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Insya Allah. 

*ditulis untuk rubrik Resensi Buku Islam di Radio Rodja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar