Imam Bukhari rahimahullah. Nama ini sudah menjadi
jaminan mutu dari karya-karya yang mumpuni. Shahih Bukhari yang fenomenal itu
sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan kualitas dari ulama yang satu ini.
Beliau adalah amirul mu’minin di bidang hadits, pakar dalam hal ‘ilal (cacat
yang tersembunyi dalam sebuah hadits), penjaga Islam dan kaum muslimin, dan
pemuka para ahli hadits. Di antara karya-karyanya, Kitab Adabul Mufrad
merupakan satu dari sekian warisan berharga yang beliau tinggalkan untuk kaum
muslimin. Inilah cahaya yang berkilau di langit ilmu ad-dien yang begitu luas ini. Kitab ini akan kembali membawa kita
untuk turut menelusuri majelis ilmu hadits yang digelar oleh Imam Bukhari,
bahkan meskipun beliau telah lama tiada. Adabul Mufrad mengumpulkan berbagai
adab terpuji yang dibutuhkan ketika berada di tengah keluarga dan tetangga,
serta segala sesuatu yang erat kaitannya dengan kekerabatan. Kitab ini akan
semakin meneguhkan keyakinan kita, betapa Islam merupakan agama yang sempurna
dan mengatur segala aspek kehidupan dengan sangat jelas dan rinci.
Akhlak yang mulia memang
menempati posisi yang sangat penting dalam agama ini. Bahkan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Amalan yang timbangan pahalanya paling berat kelak adalah akhlak yang
baik.”. Ibnul Qayyim telah menjelaskan tentang pembagian adab Islam menjadi
tiga poin yang kesemuanya itu harus mendapatkan perhatian oleh seorang muslim,
yakni; adab kepada Allah yaitu dengan selalu menjaga hati agar tidak berpaling
kepada selain-Nya serta senantiasa mengerjakan perintah Allah dan menjauhi
laranganNya, adab kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam yakni dengan tunduk dan patuh terhadap sunnah-sunnah
beliau, serta adab kepada sesama makhluk dengan berinteraksi kepada mereka
sesuai dengan martabat yang mereka miliki, sebab dalam menghadapi setiap orang
diperlukan adabnya masing-masing. Akhlak yang mulia merupakan pondasi yang
telah menegakkan dakwah Islam dan merupakan kunci untuk menggapai segala kebaikan.
Tak heran, jika para ulama termasuk Imam Bukhari senantiasa memberikan
perhatian yang besar dalam masalah ini, salah satunya dengan jalan menyusun
kitab yang berisi kumpulan akhlak dan adab, yakni Adabul Mufrad.
Adabul Mufrad merupakan salah
satu dari karya terbaik yang pernah ditulis, dengan penyusunan yang sistematis
sehingga sangat layak untuk dipelajari. Karena itu pula, beberapa orang ulama
telah menyusun syarah untuk kitab ini, termasuk Syaikh Dr. Muhammad Luqman as
Salafi yang menyusun kitab Rasysyul Barad
Syarh al Adabil Mufrad yang terjemahan Bahasa Indonesia-nya sedang kita
bahas dalam kesempatan kali ini. Sebelumnya, Adabul Mufrad telah disyarah oleh
dua orang ulama lainnya, yakni Syaikh Fadhlullah al Jailani dalam Fadhlullahish Shamad fi Taudhihil Adabil
Mufrad dan Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani yang telah menelaah,
mentakhrij, dan memilah berbagai hadits dalam Adabul Mufrad dan membaginya
menjadi dua bagian, yakni Shahih al
Adabil Mufrad dan Dha’if al Adabil
Mufrad. Berdasarkan kedua syarah sebelumnya inilah, Syaikh Dr. Muhammad
Luqman as Salafi menyusun karyanya dengan bertopang pada penilaian Syaikh Al
Albani dengan menyematkan penilaian beliau di akhir setiap hadits dan atsar.
Sebelumnya, Syaikh Muhammad Luqman telah melahirkan syarah Bulughul Maram karya al Hafizh al Asqalani berjudul Tuhfatul Kiram Syarh Bulughil Maram, dan
syarah Fathul ‘Allam ‘ala Bulughil Maram
karya al-‘Allamah Shiddiq Hasan Khan yang diberi judul al Ahkamul Fiqhiyyah wal Fawa’idul Haditsiyyah ‘ala Fat-hi yang
mendapat sambutan yang sangat baik dari para penuntut ilmu. Syaikh Dr. Muhammad
Luqman as Salafi merupakan Rektor Universitas Islam Ibnu taimiyah di
Darussalam, India dan juga sekaligus Direktur Markaz Research Abdul Aziz bin
Baz di kota yang sama. Kitab syarah ini terdiri atas lima juz dan telah
diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sehingga sangat memudahkan para penuntut
ilmu di negeri ini untuk turut mempelajarinya. Dikemas dalam bentuk hardcover
yang eksklusif dan desain sampul yang elegan. Jilid pertama terdiri atas 652
halaman dan jilid kedua memuat 614 halaman.
Juz pertama dibuka dengan
pembahasan mengenai berbakti kepada orang tua. Perintah yang disebutkan setelah
perintah mentauhidkan Allah ini memang merupakan perkara yang sangat penting
untuk diperhatikan. Bentangan hadits-hadits yang membahas hal itu akan kita
temui dalam bagian-bagian awal dari juz pertama syarah Adabul Mufrad ini.
Setiap pembahasan hadits dalam kitab ini bukan hanya diisi dengan kandungan
hadits saja, namun juga dilengkapi dengan perjelasan makna kata dalam hadits
tersebut. Hal ini akan sangat memudahkan kita dalam mempelajari tiap hadits dan
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu hadits. Dilengkapi juga
dengan catatan kaki yang menunjukkan derajat dari setiap hadits yang sedang
dibahas. Setiap kandungan hadits dipaparkan dalam bentuk poin-poin yang ringkas
namun mencakup keseluruhan dari hal-hal yang penting dari hadits tersebut
sehingga begitu mudah untuk ditelusuri satu per satu. Ditulis dengan bahasa
yang mudah untuk dicerna dan tidak bertele-tele sehingga tidak sulit untuk
dipahami.
Selain tentang birrul walidain,
bagian pertama dari kitab ini juga membahas tentang silaturahim yang mencakup
pembahasan silaturahim secara umum, hingga bagaimana tuntunan saat berinteraksi
dengan orang kafir. Selanjutnya terdapat hadits-hadits yang membahas tentang
pengasuhan anak, tentang adab dan akhlak kepada tetangga, kemudian ditutup
dengan pembahasan hadits mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keutamaan
memelihara anak yatim, bahkan keutamaan wanita yang tabah untuk mengasuh
anaknya tanpa menikah lagi yang ternyata telah dijanjikan keutamaan berupa
kedudukan yang sangat dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di
surga kelak.
Selanjutnya juz kedua dibuka
dengan bagaimana Islam mengatur hubungan antara pembantu dan majikannya. Akan
kita temukan bagaimana Islam telah mengatur dengan sangat indah bagaimana
seorang majikan harus tetap menjaga akhlak yang baik kepada bawahannya, bahkan
hingga terdapat perintah untuk membantu pekerjaan-pekerjaan mereka. Dilajutkan dengan hadits-hadits tentang budi
baik, serta berbagai hal yang berkenaan dengan akhlak yang baik, semisal
tersenyum, dermawan, serta kewajiban menolong orang yang teraniaya.
Sedangkan juz ketiga memuat
berbagai macam hal dan berbagai pembahasan yang juga tidak kalah penting. Ini
memperlihatkan betapa hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sangat paripurna dalam mengatur
masalah kaum muslimin. Tahukah kita bahwa bahkan perkara membangun rumah pun
terdapat pembahasannya dalam hadits? Ya, bagian ketiga dari syarah Adabul
Mufrad ini memuat hadits-hadits dan penjelasan tentang hal tersebut. Selain
itu, diketengahkan pula hadits dengan tema yang lain, misalnya tentang adab
dalam memuji, tercelanya menghina, adab-adab dalam berziarah, anjuran untuk
berlemah lembut dan menghindari kedzaliman, hingga bagaimana kita dianjurkan
untuk meneladani Rasulullah Shallallahu
alaihi wasallam dalam kasih sayangnya kepada anak-anak kecil baik dengan
memeluknya, atau dengan mengusap kepalanya.
Memasuki juz keempat, terdapat pembahasan
tentang orang sakit, baik dari sisi penderita sakitnya, maupun orang-orang yang
berada di sekitarnya yakni berupa anjuran untuk menjenguk orang sakit yang
memiliki keutamaan yang begitu besar. Bahkan dituturkan pula tentang anjuran
menjenguk orang musyrik seperti yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang
akhirnya membuat seorang pemuda Yahudi yang dijenguk itu akhirnya masuk ke
dalam agama Islam. Terdapat pula anjuran untuk saling membantu, serta tuntunan
tentang doa dan dzikir. Pembahasan tentang doa ini masih terus berlanjut di juz
yang kelima hingga melangkah ke kitab jilid kedua. Juz terakhir ini juga memuat
tentang banyak macam hal, misalnya tentang ghibah, adab menerima tamu, berbagai
ucapan yang sering dilontarkan secara spontan dan tuntunannya, bagaimana aturan
dalam memberikan nama dan nama-nama yang baik, bahkan pembahasan tentang syair,
tentang bersin dan salam, menulis surat, aturan dalam duduk, adab-adab tidur,
khitan, dan hal-hal lainnya yang juga sangat penting untuk diketahui.
Pada akhirnya, buku ini
benar-benar akan menjadi sumber referensi yang begitu lengkap untuk menuntun
kita dalam menjalani kehidupan sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mempelajari dan mengamalkannya tentu menjadi satu hal yang sangat dianjurkan
kepada diri-diri kita, sehingga keindahan Islam dapat terlihat dari kaum
muslimin yang menganutnya. Menjadi hal yang sangat penting bagi para orang tua,
pendidik, penuntut ilmu, dan seorang muslim secara umum untuk menjadikan kitab
ini sebagai salah satu rujukan yang sudah selayaknya kita miliki bersama.
Tentu, syarah Adabul Mufrad ini dapat menjadi warisan yang sangat berharga di
tengah umat untuk terus bersemangat dalam meneladani sang pemilik sebaik-baik
akhlak yang perikehidupannya terus dikenang dan dicontoh oleh para pengikutnya
sejak lima belas abad yang lalu; Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam. Insya Allah.
*ditulis untuk rubrik Resensi Buku Islam
di Radio Rodja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar