Rabu, 19 November 2014

[Resensi Buku Islam] Fiqh Doa dan Dzikir



Memperoleh ketenangan jiwa tentu adalah dambaan setiap orang. Hal ini didapatkan bukan dari harta benda maupun perhiasan duniawi yang sarat dengan standar materi. Sebaliknya, kerisauan, keresahan, dan kegalauan hati adalah sesuatu yang bisa datang kapan saja dan dimana saja, dan tentu hal ini sangat mengganggu seseorang dalam menjalani hari-harinya. Lalu, bagaimana cara yang ampuh untuk bisa mencapai ketenangan jiwa itu? Mari kita simak firman Allah berikut ini;

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram. Ketahuilah, dengan sebab dzikir kepada Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d: 28)

Ya, tidaklah ketenangan hati dapat diperoleh kecuali dengan berdzikir kepada Allah. Maka, dzikir adalah sebuah perkara yang sangat penting untuk kita pahami segala aspeknya. Hal ini tentu tidak lepas dari keutamaan berdzikir serta manfaat dunia dan akhirat yang bisa kita peroleh jika kita mengamalkannya dengan benar. Tentunya, beramal sesuai dengan syariat selalu memerlukan ilmu dari sumber-sumber yang dapat dipercaya pula. Sebab hanya dari ilmu-lah, kita dapat memiliki pengetahuan tentang dzikir-dzikir syar’i, maupun doa-doa nabawi yang memiliki posisi yang sangat tinggi dalam agama, dan kedudukan yang khusus dalam jiwa-jiwa kaum muslimin.

Alhamdulillah, kini telah hadir di tengah-tengah kita sebuah risalah yang akan menuntun kita untuk dapat memahami dan mengamalkan dzikir dan doa dengan benar. Risalah tersebut adalah Kitab Fiqih Doa dan Dzikir. Terdiri atas dua seri kitab yang akan mengkaji tentang dzikir dan doa-doa nabawi, ditinjau dari segi hukum fiqihnya, kandungan berupa makna-makna yang agung, indikasi-indikasinya yang sangat besar, pelajaran yang berharga, ibrah yang menggugah, dan hikmah yang mendalam. Kedua seri kitab Fiqih Doa dan Dzikir ini mengumpulkan perkataan para ahli ilmu dalam bahasan yang menyeluruh dan mendalam.

Masing-masing serinya setebal 705 dan 650 halaman. Dikemas dalam bentuk buku hardcover dengan desain warna hijau tua dengan kombinasi kuning emas yang elegan. Kitab berukuran 16x 24,5 cm ini menggunakan font huruf yang memberikan kenyaman saat membacanya, dilengkapi dengan catatan kaki di akhir halaman yang memudahkan kita untuk menelusuri kitab-kitab yang dijadikan rujukan dalam penyusunannya, ataupun periwayat hadits yang dinukil di dalamnya.

Sebagian besar dari isi Kitab Fiqh Doa dan Dzikir ini telah disiarkan pada program siaran Al Qur’an Al Karim di Kerajaan Arab Saudi, kemudian dikumpulkan dalam bentuk tertulis, sehingga memudahkan dalam mempelajarinya dan menyebarluaskan kedalaman ilmu yang dikandungnya. Bagian awal dari kitab ini telah dikoreksi oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Mufti Umum Kerajaan Arab Saudi yang juga turut memberikan ucapan pembuka pada kitab yang sarat manfaat ini.

Kitab Fiqih Doa dan Dzikir ini disusun oleh Syaikh Abdurrazak bin Abdul Muhsin Al Badar. Beliau adalah salah satu tim pengajar dan guru besar bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia serta pengisi tetap pengajian di Masjid Nabawi. Beliau pun aktif menjadi narasumber di majelis pengajian yang disiarkan televisi dan radio Saudi Arabia serta menjadi pengisi kajian rutin di Radio Rodja 756 AM yang diterjemahkan oleh para asatidz Indonesia yang belajar di Saudi Arabia. Syaikh Abdurrazzak menempuh pendidikan di bidang aqidah hingga mencapai gelar doktoral, serta belajar langsung dari para ulama besar di Arab Saudi, diantaranya dari Asy Syaikh ’Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah dan Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah. Ayah beliau, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah, adalah ulama besar ahli hadits yang diakui keilmuannya di zaman ini. Selain mengajar dan mengisi berbagai majelis ilmu, Syaikh Abdurrazaq juga telah menghasilkan berbagai karya tulis, diantaranya Adzkar Ashalah Wad Du’a, Syarh Hâsiyah Abî Dâwud, dan Fiqhu ad-Da’iyah wal Adzkâr atau yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Fiqih Doa dan Dzikir yang sedang kita bahas saat ini[1]

Kedua seri kitab Fiqih Doa dan Dzikir terbagi atas empat bab pembahasan, dimana tiap serinya masing-masing memuat dua bab. Tiap bagian ini terbagi lagi menjadi beberapa sub-pembahasan yang akan memberikan penjelasan baik secara umum maupun terperinci perihal dzikir dan doa. Mempelajari kitab ini bukan hanya memberikan kita pemahaman tentang dzikir dan doa yang syar’i, namun juga membuka wawasan kita tentang penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pemahaman maupun pengamalann dzikir dan doa, sehingga kita bisa menghindarkan diri dari penyimpangan tersebut. Sebab, dzikir dan doa yang tidak disyariatkan bisa sampai pada derajat haram atau terkadang hukumnya makruh (dibenci), sehingga sangat patut untuk kita hindari.

Pada bagian yang pertama, Syaikh Abdurrazak menguntai penjelasan tentang berbagai hal mendasar perihal dzikir kepada Allah. Mulai dari urgensi dan keutamaan berdzikir, hingga adab-adab yang harus diperhatikan dalam pengamalannya. Pada bagian ini pula dijelaskan tentang kemuliaan Al Qur’an sebagai dzikir yang paling utama, serta dzikir kepada Allah dengan menyebut nama-nama dan sifat-sifat Allah. Pembahasan tentang dua hal ini kemudian dirincikan pada bagian-bagian yang lain, misalnya dengan pemaparan tentang proses turunnya Al Qur’an, keutamaan ayat-ayat dalam al Qur’an, juga dibahas pula tentang urgensi nama dan sifat Allah, bahkan hingga peringatan terhadap penyimpangan pada nama-nama Allah. Pembahasan-pembahasan ini tentunya berkaitan erat dengan perihal dzikir, dan di waktu yang bersamaan juga memberikan kita tambahan ilmu baru tentang hal-hal yang berkaitan dengan Al Qur’an dan nama serta sifat Allah.

Selain itu, bagian pertama juga memuat tentang keutamaan empat kalimat dzikir yang utama, yakni Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah, wallahu akbar. Keempat-empatnya dirincikan dalam poin-poin pembahasan pada sub bab pertama, dengan pembahasan yang mendalam dan menyeluruh pula. Kita akan menemukan keutamaan kalimat tauhid laa ilaha illallah sebagai dzikir yang paling utama, bahkan hingga syarat-syaratnya, indikasi dan maknanya, hingga pembatal-pembatalnya. Keutamaan kalimat tauhid sebagai pokok juga ditunjang dengan kalimat tasbih, tahmid, dan takbir sebagai cabang-cabangnya. Ketiga hal ini juga dibahas dengan tuntas pada bab  pertama. Setiap bagian dijelaskan secara padat namun singkat. Bahasa yang digunakan sangat mendalam namun juga mudah dipahami. Anda tidak akan jenuh dengan untaian kata dari Syaikh Abdurrazak, sebab setiap bagian dirincikan dengan apik dan menyeluruh, namun dikemas secara ringkas pada tiap sub babnya.

Selain keempat kalimat dzikir yang utama, di bagian akhir bab pertama juga dibahas tentang kalimat hauqalah, yakni laa haula wa laa quwwata illa billah yang dalam banyak riwayat juga banyak digandengkan bersamaan dengan keempat kalimat sebelumnya. Kalimat yang bermakna penyerahan dan kepasrahan diri kepada Allah ini memiliki keutamaan meliputi keagungan kedudukan di sisi Allah serta balasan pahala yang disiapkan atasnya.

Sedangkan pada bab kedua, pembahasan dilanjutkan dengan pemaparan seputar doa. Bab dua ini juga memuat sub-sub bab yang akan menjelaskan secara rinci dan menyeluruh seputar doa. Mulai dari keutamaan dan urgensinya, syarat dan adab-adabnya, keutamaan doa-doa yang dinukil dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam , dilengkapi dengan penjelasan kandungannya serta kesempurnaan maksud-maksudnya yang mulia. Untuk memudahkan kita dalam menjalankan sunnah, dipaparkan pula seputar waktu-waktu dan keadaan bagi seorang muslim dimana doanya lebih dapat dikabulkan. Dijelaskan juga perihal keutamaan mendoakan orang beriman, termasuk orang tua, kerabat, dan pemimpin kaum muslimin.

Kita juga akan dituntun untuk menghindari doa-doa dan wirid yang menyimpang, serta diingatkan pada dampak negatif bagi pelakunya. Tidak lupa pula dibahas tentang peringatan terhadap syirik dalam doa-doa yang menyimpang serta bahayanya jika kita tidak memperhatikan hal ini. Selain itu, dibahas pula perihal tawassul yang disyariatkan, serta yang tidak disyariatkan.  Pada bagian akhir bab ini, tidak ketinggalan pula pembahasan tentang bertaubat dari dosa pada saat berdoa serta kedudukan istighfar.

Memasuki seri kedua, kita akan kembali disuguhkan dengan untaian bab ketiga dan keempat. Kedua bab ini akan membahas tentang dzikir yang berkaitan dengan amalan sehari semalam dan doa-doa yang disebutkan dalam al Qur’an dan as Sunnah.

Bab ketiga akan mengajak kita untuk meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang senantiasa berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan. Pada setiap sunnah yang ditegakkan mulai dari kita membuka mata saat bangun tidur, hingga kita memejamkannya di malam hari, terdapat berbagai macam dzikir yang penuh dengan keutamaan.

Bab ketiga ini memuat lima puluh lima seri sub bab yang akan memberikan kita pengetahuan seputar dzikir dalam sehari semalam yang disyariatkan  sehingga kita dapat mencermati kandungannya, memikirkan maksud-maksudnya, tujuan-tujuannya, serta merealisasikan sasaran-sasaran dan semua konsekuensinya. Hal ini diharapkan akan memberikan kita kebaikan yang beruntun dan nikmat yang berkelanjutan baik di dunia maupun di akhirat. Allah berfirman dalam kitabNya;

Laki-laki yang banyak berdzikir dan perempuan yang banyak berdzikir, Allah siapkan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung”. (QS. Al Ahzab:35)

Dzikir-dzikir yang berkaitan dengan amalan sehari semalam ini sebenarnya telah mendapatkan perhatian yang besar di kalangan kaum muslimin. Semangat itu tentunya akan sangat baik jika disertai dengan pengetahuan tentang dzikir yang shahih dan makna yang benar. Bab ketiga ini memaparkan hal tersebut, sehingga memudahkan kita untuk menemukan dzikir-dzikir yang disyariatkan, mulai dari pagi dan petang hingga dzikir-dzikir menjelang tidur. Juga memaparkan tentang dzikir-dzikir dalam shalat hingga doa untuk memohon hujan, saat melihat gerhana ataupun waktu menatap hilal, dzikir pernikahan dan yang berkaitan dengan anak-anak, hingga ditutup dengan doa kafarat majelis. Kesemuanya itu bukan hanya sekadar menampilkan teks-teks dzikir dan doanya saja, namun juga memberikan pemaparan yang komprehensif berkaitan dengan dzikir tersebut serta faidah-faidah yang terkandung didalamnya dan tentunya didukung dengan dalil-dalil yang shahih.

Pada bagian terakhir dari seri kitab Fiqh Doa dan Dzikir ini, bab keempat akan menyuguhkan kita lautan doa-doa nabawi  yang penuh makna dan berasal dari al Qur’an dan as Sunnah. Di dalamnya terangkum doa-doa para nabi dan orang-orang shalih yang tentunya memiliki riwayat yang akurat dan shahih, disertai pula dengan penjelasan makna, penjelasan kandungan,  serta penyitiran hukum dan tujuannya. Bagian ini disarikan dari perkataan para ahli ilmu di kitab-kitab tafsir, syarah-syarah hadits , kitab-kitab tentang kosa kata sulit, dan sebagainya.

Pada imam salaf dan ulama kaum muslimin memberikan perhatian khusus dan serius dengan doa-doa al Qur’an dan sunnah, karena apa yang ada pada keduanya adalah kesempurnaan, kemaksuman, dan keselamatan. Mengamalkan hal ini diharapkan dapat membawa kita untuk meraih kebaikan dan jalan keselamatan. Bab keempat ini akan menguraikan doa-doa yang shahih, mulai dari yang terdapat dalam surah al fatihah, doa Nabi Ibrahim hingga doa nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, doa orang-orang beriman, hingga untaian doa lengkap dari as Sunnah yang masing-masingnya dipaparkan dengan lengkap dalam beberapa seri sub bab.

Pada akhirnya, pembahasan tentang seri kitab Fiqh Doa dan Dzikir ini tidak akan pernah cukup untuk memaparkan kandungan kitab ini. Maka, risalah yang sangat berharga ini tentunya menjadi patut untuk dimiliki oleh setiap kaum muslimin. Keluasan cakupannya tidak membebani kita dalam memahami kandungannya, sebab ia dituliskan dengan bahasa yang indah dan mudah dipahami, serta diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara apik dan jelas. Sehingga, kita dapat dengan mudah untuk menyelesaikan dalam menelusuri dan mengkajinya. Kitab ini adalah sebuah warisan yang sangat berharga yang menyimpan keluasan samudera ilmu dan kedalam makna yang semoga dapat mengantarkan kita untuk mengilmui perihal dzikir dan doa, yang semoga akan membawa kita kepada jalan untuk mengamalkannya secara benar, serta mendakwahkannya dengan penuh kesabaran. In syaa Allah. 

*ditulis untuk rubrik Resensi Buku Islam di Radio Rodja


[1] Profil Syaikh Abdurrazaq berdasarkan artikel dari:  http://muslim.or.id/biografi/biografi-syaikh-prof-dr-abdurrazzaq-bin-abdil-muhsin-al-abbad-al-badr.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar