Memperoleh ketenangan jiwa
tentu adalah dambaan setiap orang. Hal ini didapatkan bukan dari harta benda
maupun perhiasan duniawi yang sarat dengan standar materi. Sebaliknya, kerisauan,
keresahan, dan kegalauan hati adalah sesuatu yang bisa datang kapan saja dan
dimana saja, dan tentu hal ini sangat mengganggu seseorang dalam menjalani
hari-harinya. Lalu, bagaimana cara yang ampuh untuk bisa mencapai ketenangan
jiwa itu? Mari kita simak firman Allah berikut ini;
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram. Ketahuilah, dengan sebab dzikir kepada Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d: 28)
Ya, tidaklah ketenangan hati
dapat diperoleh kecuali dengan berdzikir kepada Allah. Maka, dzikir adalah
sebuah perkara yang sangat penting untuk kita pahami segala aspeknya. Hal ini
tentu tidak lepas dari keutamaan berdzikir serta manfaat dunia dan akhirat yang
bisa kita peroleh jika kita mengamalkannya dengan benar. Tentunya, beramal
sesuai dengan syariat selalu memerlukan ilmu dari sumber-sumber yang dapat
dipercaya pula. Sebab hanya dari ilmu-lah, kita dapat memiliki pengetahuan
tentang dzikir-dzikir syar’i, maupun doa-doa nabawi yang memiliki posisi yang
sangat tinggi dalam agama, dan kedudukan yang khusus dalam jiwa-jiwa kaum
muslimin.
Alhamdulillah, kini telah hadir
di tengah-tengah kita sebuah risalah yang akan menuntun kita untuk dapat
memahami dan mengamalkan dzikir dan doa dengan benar. Risalah tersebut adalah
Kitab Fiqih Doa dan Dzikir. Terdiri
atas dua seri kitab yang akan mengkaji tentang dzikir dan doa-doa nabawi,
ditinjau dari segi hukum fiqihnya, kandungan berupa makna-makna yang agung,
indikasi-indikasinya yang sangat besar, pelajaran yang berharga, ibrah yang
menggugah, dan hikmah yang mendalam. Kedua seri kitab Fiqih Doa dan Dzikir ini
mengumpulkan perkataan para ahli ilmu dalam bahasan yang menyeluruh dan
mendalam.
Masing-masing serinya setebal
705 dan 650 halaman. Dikemas dalam bentuk buku hardcover dengan desain warna hijau tua dengan kombinasi kuning emas
yang elegan. Kitab berukuran 16x 24,5 cm ini menggunakan font huruf yang
memberikan kenyaman saat membacanya, dilengkapi dengan catatan kaki di akhir
halaman yang memudahkan kita untuk menelusuri kitab-kitab yang dijadikan
rujukan dalam penyusunannya, ataupun periwayat hadits yang dinukil di dalamnya.
Sebagian besar dari isi Kitab
Fiqh Doa dan Dzikir ini telah disiarkan pada program siaran Al Qur’an Al Karim
di Kerajaan Arab Saudi, kemudian dikumpulkan dalam bentuk tertulis, sehingga
memudahkan dalam mempelajarinya dan menyebarluaskan kedalaman ilmu yang
dikandungnya. Bagian awal dari kitab ini telah dikoreksi oleh Syaikh Abdul Aziz
bin Abdullah bin Baz, Mufti Umum Kerajaan Arab Saudi yang juga turut memberikan
ucapan pembuka pada kitab yang sarat manfaat ini.
Kitab Fiqih Doa dan Dzikir ini disusun oleh Syaikh
Abdurrazak bin Abdul Muhsin Al Badar. Beliau adalah salah
satu tim pengajar dan guru besar bidang Aqidah di Universitas Islam
Madinah, Saudi Arabia serta pengisi
tetap pengajian di Masjid Nabawi. Beliau pun aktif menjadi narasumber di
majelis pengajian yang disiarkan televisi dan radio Saudi Arabia serta menjadi pengisi kajian rutin di Radio Rodja 756 AM yang diterjemahkan oleh para asatidz
Indonesia yang belajar di Saudi Arabia. Syaikh Abdurrazzak menempuh pendidikan di bidang aqidah hingga mencapai
gelar doktoral, serta belajar langsung dari para ulama besar di Arab Saudi,
diantaranya dari Asy Syaikh ’Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah dan Asy
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah. Ayah
beliau, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah, adalah ulama besar
ahli hadits yang diakui keilmuannya di zaman ini. Selain mengajar dan mengisi berbagai majelis ilmu,
Syaikh Abdurrazaq juga telah menghasilkan berbagai karya tulis, diantaranya Adzkar Ashalah Wad Du’a, Syarh Hâsiyah Abî Dâwud, dan Fiqhu ad-Da’iyah wal Adzkâr atau
yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Fiqih Doa dan Dzikir
yang sedang kita bahas saat ini[1]
Kedua seri kitab Fiqih Doa dan
Dzikir terbagi atas empat bab pembahasan, dimana tiap serinya masing-masing
memuat dua bab. Tiap bagian ini terbagi lagi menjadi beberapa sub-pembahasan
yang akan memberikan penjelasan baik secara umum maupun terperinci perihal
dzikir dan doa. Mempelajari kitab ini bukan hanya memberikan kita pemahaman
tentang dzikir dan doa yang syar’i, namun juga membuka wawasan kita tentang
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pemahaman maupun pengamalann
dzikir dan doa, sehingga kita bisa menghindarkan diri dari penyimpangan
tersebut. Sebab, dzikir dan doa yang tidak disyariatkan bisa sampai pada derajat
haram atau terkadang hukumnya makruh (dibenci), sehingga sangat patut untuk
kita hindari.
Pada bagian yang pertama,
Syaikh Abdurrazak menguntai penjelasan tentang berbagai hal mendasar perihal
dzikir kepada Allah. Mulai dari urgensi dan keutamaan berdzikir, hingga
adab-adab yang harus diperhatikan dalam pengamalannya. Pada bagian ini pula
dijelaskan tentang kemuliaan Al Qur’an sebagai dzikir yang paling utama, serta
dzikir kepada Allah dengan menyebut nama-nama dan sifat-sifat Allah. Pembahasan
tentang dua hal ini kemudian dirincikan pada bagian-bagian yang lain, misalnya
dengan pemaparan tentang proses turunnya Al Qur’an, keutamaan ayat-ayat dalam
al Qur’an, juga dibahas pula tentang urgensi nama dan sifat Allah, bahkan
hingga peringatan terhadap penyimpangan pada nama-nama Allah.
Pembahasan-pembahasan ini tentunya berkaitan erat dengan perihal dzikir, dan di
waktu yang bersamaan juga memberikan kita tambahan ilmu baru tentang hal-hal
yang berkaitan dengan Al Qur’an dan nama serta sifat Allah.
Selain itu, bagian pertama juga
memuat tentang keutamaan empat kalimat dzikir yang utama, yakni Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha
illallah, wallahu akbar. Keempat-empatnya dirincikan dalam poin-poin
pembahasan pada sub bab pertama, dengan pembahasan yang mendalam dan menyeluruh
pula. Kita akan menemukan keutamaan kalimat tauhid laa ilaha illallah sebagai dzikir yang paling utama, bahkan hingga
syarat-syaratnya, indikasi dan maknanya, hingga pembatal-pembatalnya. Keutamaan
kalimat tauhid sebagai pokok juga ditunjang dengan kalimat tasbih, tahmid, dan
takbir sebagai cabang-cabangnya. Ketiga hal ini juga dibahas dengan tuntas pada
bab pertama. Setiap bagian dijelaskan
secara padat namun singkat. Bahasa yang digunakan sangat mendalam namun juga
mudah dipahami. Anda tidak akan jenuh dengan untaian kata dari Syaikh
Abdurrazak, sebab setiap bagian dirincikan dengan apik dan menyeluruh, namun
dikemas secara ringkas pada tiap sub babnya.
Selain keempat kalimat dzikir
yang utama, di bagian akhir bab pertama juga dibahas tentang kalimat hauqalah, yakni laa haula wa laa quwwata illa billah yang dalam banyak riwayat juga
banyak digandengkan bersamaan dengan keempat kalimat sebelumnya. Kalimat yang
bermakna penyerahan dan kepasrahan diri kepada Allah ini memiliki keutamaan
meliputi keagungan kedudukan di sisi Allah serta balasan pahala yang disiapkan
atasnya.
Sedangkan pada bab kedua,
pembahasan dilanjutkan dengan pemaparan seputar doa. Bab dua ini juga memuat sub-sub bab yang akan menjelaskan
secara rinci dan menyeluruh seputar doa. Mulai dari keutamaan dan urgensinya,
syarat dan adab-adabnya, keutamaan doa-doa yang dinukil dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam , dilengkapi
dengan penjelasan kandungannya serta kesempurnaan maksud-maksudnya yang mulia.
Untuk memudahkan kita dalam menjalankan sunnah, dipaparkan pula seputar
waktu-waktu dan keadaan bagi seorang muslim dimana doanya lebih dapat
dikabulkan. Dijelaskan juga perihal keutamaan mendoakan orang beriman, termasuk
orang tua, kerabat, dan pemimpin kaum muslimin.
Kita juga akan dituntun untuk
menghindari doa-doa dan wirid yang menyimpang, serta diingatkan pada dampak
negatif bagi pelakunya. Tidak lupa pula dibahas tentang peringatan terhadap
syirik dalam doa-doa yang menyimpang serta bahayanya jika kita tidak memperhatikan
hal ini. Selain itu, dibahas pula perihal tawassul yang disyariatkan, serta
yang tidak disyariatkan. Pada bagian
akhir bab ini, tidak ketinggalan pula pembahasan tentang bertaubat dari dosa
pada saat berdoa serta kedudukan istighfar.
Memasuki seri kedua, kita akan
kembali disuguhkan dengan untaian bab ketiga dan keempat. Kedua bab ini akan
membahas tentang dzikir yang berkaitan dengan amalan sehari semalam dan doa-doa
yang disebutkan dalam al Qur’an dan as Sunnah.
Bab ketiga akan mengajak kita untuk
meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam yang senantiasa berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan. Pada
setiap sunnah yang ditegakkan mulai dari kita membuka mata saat bangun tidur,
hingga kita memejamkannya di malam hari, terdapat berbagai macam dzikir yang
penuh dengan keutamaan.
Bab ketiga ini memuat lima
puluh lima seri sub bab yang akan memberikan kita pengetahuan seputar dzikir
dalam sehari semalam yang disyariatkan
sehingga kita dapat mencermati kandungannya, memikirkan maksud-maksudnya,
tujuan-tujuannya, serta merealisasikan sasaran-sasaran dan semua
konsekuensinya. Hal ini diharapkan akan memberikan kita kebaikan yang beruntun
dan nikmat yang berkelanjutan baik di dunia maupun di akhirat. Allah berfirman
dalam kitabNya;
“Laki-laki yang banyak berdzikir dan perempuan yang banyak berdzikir,
Allah siapkan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung”. (QS. Al
Ahzab:35)
Dzikir-dzikir yang berkaitan
dengan amalan sehari semalam ini sebenarnya telah mendapatkan perhatian yang
besar di kalangan kaum muslimin. Semangat itu tentunya akan sangat baik jika
disertai dengan pengetahuan tentang dzikir yang shahih dan makna yang benar.
Bab ketiga ini memaparkan hal tersebut, sehingga memudahkan kita untuk
menemukan dzikir-dzikir yang disyariatkan, mulai dari pagi dan petang hingga
dzikir-dzikir menjelang tidur. Juga memaparkan tentang dzikir-dzikir dalam
shalat hingga doa untuk memohon hujan, saat melihat gerhana ataupun waktu
menatap hilal, dzikir pernikahan dan yang berkaitan dengan anak-anak, hingga
ditutup dengan doa kafarat majelis. Kesemuanya itu bukan hanya sekadar
menampilkan teks-teks dzikir dan doanya saja, namun juga memberikan pemaparan
yang komprehensif berkaitan dengan dzikir tersebut serta faidah-faidah yang
terkandung didalamnya dan tentunya didukung dengan dalil-dalil yang shahih.
Pada bagian terakhir dari seri
kitab Fiqh Doa dan Dzikir ini, bab keempat akan menyuguhkan kita lautan doa-doa
nabawi yang penuh makna dan berasal dari
al Qur’an dan as Sunnah. Di dalamnya terangkum doa-doa para nabi dan
orang-orang shalih yang tentunya memiliki riwayat yang akurat dan shahih,
disertai pula dengan penjelasan makna, penjelasan kandungan, serta penyitiran hukum dan tujuannya. Bagian
ini disarikan dari perkataan para ahli ilmu di kitab-kitab tafsir,
syarah-syarah hadits , kitab-kitab tentang kosa kata sulit, dan sebagainya.
Pada imam salaf dan ulama kaum
muslimin memberikan perhatian khusus dan serius dengan doa-doa al Qur’an dan
sunnah, karena apa yang ada pada keduanya adalah kesempurnaan, kemaksuman, dan
keselamatan. Mengamalkan hal ini diharapkan dapat membawa kita untuk meraih
kebaikan dan jalan keselamatan. Bab keempat ini akan menguraikan doa-doa yang
shahih, mulai dari yang terdapat dalam surah al fatihah, doa Nabi Ibrahim
hingga doa nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, doa orang-orang beriman,
hingga untaian doa lengkap dari as Sunnah yang masing-masingnya dipaparkan
dengan lengkap dalam beberapa seri sub bab.
Pada akhirnya, pembahasan
tentang seri kitab Fiqh Doa dan Dzikir ini tidak akan pernah cukup untuk
memaparkan kandungan kitab ini. Maka, risalah yang sangat berharga ini tentunya
menjadi patut untuk dimiliki oleh setiap kaum muslimin. Keluasan cakupannya
tidak membebani kita dalam memahami kandungannya, sebab ia dituliskan dengan
bahasa yang indah dan mudah dipahami, serta diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia secara apik dan jelas. Sehingga, kita dapat dengan mudah untuk menyelesaikan
dalam menelusuri dan mengkajinya. Kitab ini adalah sebuah warisan yang sangat
berharga yang menyimpan keluasan samudera ilmu dan kedalam makna yang semoga
dapat mengantarkan kita untuk mengilmui perihal dzikir dan doa, yang semoga
akan membawa kita kepada jalan untuk mengamalkannya secara benar, serta
mendakwahkannya dengan penuh kesabaran. In
syaa Allah.
*ditulis untuk rubrik Resensi Buku Islam di Radio Rodja
*ditulis untuk rubrik Resensi Buku Islam di Radio Rodja
[1] Profil Syaikh Abdurrazaq berdasarkan
artikel dari: http://muslim.or.id/biografi/biografi-syaikh-prof-dr-abdurrazzaq-bin-abdil-muhsin-al-abbad-al-badr.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar