Menunaikan ibadah haji bagi
yang mampu adalah salah satu kewajiban kaum muslimin yang bahkan masuk dalam
jajaran rukun Islam. Di dalam ibadah haji, terhimpun semua aspek ibadah yang
berkaitan dengan jasad, hati, serta harta. Keutamaan ibadah ini dan pengorbanan
yang harus ditempuh untuk melaksanakan ibadah ini membuat haji ataupun umrah
sudah seharusnya dilaksanakan dengan penuh totalitas, termasuk dalam hal
persiapan sebelum pelaksanaannya.
Salah satu aspek yang harus
sangat diperhatikan dalam hal ini tentunya adalah mengenai persiapan ilmu
sebelum berangkat ke tanah suci. Kita tentu tidak ingin ibadah kita menjadi
tidak maksimal akibat kurang perhatiannya kita mengenai tuntunan yang benar
dalam pelaksanaannya. Padahal, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Belajarlah kalian manasik
(umrah dan haji) kepadaku.” (HR.Muslim)
Ya, sebagaimana ibadah yang
lainnya, tentu ibadah haji dan umrah pun harus mengikuti ketentuan dari yang
dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam. Segala tata cara peribadatan yang kita lakukan harus
memiliki dalil yang jelas sehingga kita dapat melaksanakan ibadah dengan benar,
tidak memudah-mudahkannya, dan tidak juga membebani diri dengan tata cara yang
sebenarnya tidak berdasar. Para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mencontohkan kepada kita, bagaimana
mereka begitu bersemangat untuk ikut bersama Nabi dalam perjalanan menuju
Makkah dari Madinah untuk dapat melihat secara langsung bagaimana cara Nabi
berhaji. Itu semua mereka lakukan dengan segala kepayahan, halangan, dan
rintangan, namun tidak menyurutkan keinginan dan tekad mereka yang begitu kuat.
Hari ini, saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah tidak
ada di tengah-tengah kita, tentu kita tidak mungkin lagi menunaikan haji bersama
beliau sebagaimana layaknya para shahabat dulu melakukannya. Namun benarlah,
bahwa para nabi memiliki warisan yang sangat bernilai kepada kita semua, yakni
warisan ilmu yang keberkahannya tidak terbatas pada ruang dan waktu. Termasuk
di dalamnya ilmu mengenai tata cara berhaji atau umrah yang telah tuntas
dijelaskan, dan telah sampai kepada kita hingga hari ini.
Untuk memudahkan kita dalam
mendapatkan ilmu mengenai manasik haji dan umrah, alhamdulillah, kini di tengah-tengah kita telah hadir buku Panduan Praktis Haji dan Umrah, Meneladani Haji dan Umrah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam. Buku ini dikemas dalam ukuran 11x15,5cm, berbentuk
buku saku yang mungil untuk dibawa kemana saja dan menemani perjalanan suci
Anda. Dijilid dengan spiral dan menggunakan kualitas kertas yang bermutu dan
dilengkapi dengan tali untuk dikalungkan, sehingga sangat memudahkan untuk
dibawa serta dalam perjalanan, tapi tetap aman dan sangat praktis. Buku yang
disusun oleh Asri Ibnu Tsani Djali ini hadir dengan cover berwarna hijau yang
elegan serta dilengkapi pula dengan bonus berupa peta manasik haji dan umrah,
lengkap dengan keterangan jarak, jalur-jalur perjalanan, serta foto-foto tempat-tempat
tujuan yang nantinya akan disinggahi dalam rangkaian perjalanan haji atau umrah
Anda.
Menelusuri buku panduan haji
dan umrah ini, kita akan mendapatkan pemaparan secara sistematis dan akan
memudahkan kita untuk mendapatkan gambaran utuh tentang tahapan-tahapan dalam
manasik haji atau umrah. Tiap tahapan pelaksanaan itu dilengkapi dengan
kesimpulan singkat di sisi kiri buku yang memuat tentang keterangan rangkaian
pekerjaan, tempat pelaksanaan, dan waktu pelaksanaan di tiap tahapannya. Layout
setiap halamannya di desain khusus sehingga memudahkan kita untuk memahami
setiap tahapan manasik, dengan gambar ilustrasi di bagian atas halaman,
kesimpulan tiap tahapan di bagian kiri, dan uraiannya di bagan kanan dan
ditampilkan dengan full colour sehingga
sangat menarik untuk ditelusuri.
Buku ini dimulai dengan
pemaparan tentang manasik umrah, di bagian awal, akan ditampilkan terlebih
dahulu empat bagian dari manasik Umrah secara umum. Setelahnya, diberikan
uraian satu per satu mengenai tiap bagian-bagian tersebut. Di mulai dengan
manasik yang pertama, yakni Ihram. Akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai
hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum ihram, lengkap dengan dalil-dalil
shahih yang melandasinya, termasuk di dalamnya mengenai pakaian yang digunakan
untuk berihram. Khusus untuk laki-laki, ditampilkan pula gambar ilustrasi
berupa tutorial cara penggunaan kain ihram, lengkap pula dengan haditsnya.
Dilanjutkan dengan hal-hal yang dilakukan saat berihram, lengkap dengan
tatacara niat, bacaan talbiyah, serta waktu bertalbiyah. Tidak ketinggalan pula
dijelaskan mengenai larangan saat berihram. Berikutnya, pada manasik kedua
dijelaskan seputar thawaf. Kembali ditampilkan gambar ilustrasi tentang
tatacara idhthiba’ yang harus
dilakukan pada saat thawaf, begitu pula dengan doa yang dianjurkan saat
melakukan thawaf, tatacaranya, bacaan saat menuju maqam Ibrahim dan saat shalat
di belakangnya.
Berikutnya, manasik ketiga,
yaitu sa’i. Kembali dipaparkan mengenai bacaan saat sa’i, dzikir saat di shafa,
takbir dan dzikir yang shahih untuk diamalkan, serta hal-hal teknis terkait
tata cara sa’i dilengkapi dengan gambar dengan keterangan yang rinci; mulai
dari posisi yang menandai area yang dianjurkan berjalan cepat, hingga ilutrasi
tentang arah shafa dan marwah, dan teknik menghitung jumlah putaran saat
bersa’i, sehingga menghindarkan kita dari kebingungan-kebingungan yang bisa
saja muncul saat pelaksanaannya.
Rangkaian manasik umrah ditutup
dengan tahallul, diuraikan tentang dua jenis pilihan saat tahallul, yakni halqu
atau taqshir, lengkap dengan keutamaannya masing-masing, serta perbedaan
pelaksanaan untuk pria dan wanita.
Pada bagian berikutnya, kita
akan memasuki rangkaian manasik haji. Dibuka kembali dengan pemaparan singkat
mengenai empat bagian hari-hari pada ritual ibadah haji. Pemaparan singkat di
awal ini akan langsung memberikan kesan kepada kita mengenai mudah dan
ringannya melaksanakan ibadah haji yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, sungguh
sangat jauh dari kesan berat dan sulit sehingga akan membangkitkan semangat
kita dalam menelusuri tiap tahapan dalam rangkaian ibadah haji.
Pada dasarnya, rangkaian haji
hanya terdiri atas empat kelompok hari. Empat kelompok hari inilah yang
berikutnya akan dijelaskan secara sistematis pada halaman-halaman berikutnya,
lengkap dengan keterangan tentang tanggal pelaksanaannya.
Hari tarwiyah menjadi pembuka
pada awal rangkaian ibadah haji pada tanggal 8 Dzulhijjah. Dimulai dengan
berihram sebagaimana yang dijelaskan pada bagian manasik umrah namun tentunya
dengan bacaan niat yang berbeda untuk pelaksanaan haji. Jangan khawatir, sebab
setiap bacaan yang disyariatkan akan dijelaskan dalam buku ini. Dilanjutkan
dengan berangkat dan bermalam di Mina, lengkap dengan tatacara shalat lima
waktu saat berada di tempat tersebut.
Memasuki hari berikutnya, 9
Dzulhijjah diisi dengan Hari Arafah. Dijelaskan tentang rangkaian pekerjaan
saat Hari Arafah, mulai dari keberangkatan, hingga akhirnya wuquf sampai
matahari terbenam. Esoknya, memasuki rangkaian hari ketiga, yakni Hari Idul
Adha. Rangkaian kegiatan pada 10 Dzulhijjah akan dijelaskan pada setiap
halamannya, mulai dari berangkat ke muzdalifah dan mabit di sana, dzikir dan
doa di Masy’ar Haram, bergerak ke Mina untuk melempar jumrah aqabah,
menyembelih hewan kurban, tahallul sebagaimana penjelasan pada manasik umrah,
thawaf ifadhah, hingga diakhiri dengan sa’i. Kesemua itu dijelaskan dengan singkat
dan jelas, lengkap dengan dalil-dalil shahih yang melandasinya.
Rangkaian hari-hari selama
berhaji ditutup dengan hari tasyriq pada 11 hingga 13 Dzulhijjah. Akan
dijelaskan pula mengenai rangkaian pekerjaaan-pekerjaan yang harus dilakukan
pada hari-hari tasyriq tersebut, mulai dari tiga jenis melempar jumrah dan
penjelasan mengenai tatacara hingga arah dan posisi-posisi yang harus
diperhatikan saat melakukan ritual ini, hingga akhirnya pelaksanaan thawaf
ifdhah yang merupakan penutup dari seluruh rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan
ibadah haji.
Tidak hanya pemaparan tentang
manasik umrah dan haji yang dipaparkan dengan rinci pada buku ini. Buku ini
dilengkapi pula dengan penjelasan-penjelasan mengenai hal-hal yang penting
untuk diketahui terkait dengan kedua ibadah tersebut. Misalnya saja tentang
larangan-larangan pada saat berihram dan selama berada di tanah suci.
Dijelaskan pula mengenai hal-hal yang bukan merupakan larangan ihram, sehingga
menghindarkan kita dari mengamalkan larangan yang tidak berdalil.
Dijelaskan pula mengenai fidyah
bagi orang-orang yang melanggar ketentuan-ketentuan pada saat pelaksanaan umrah
ataupun haji. Denda-denda ini dipaparkan dengan ringkas namun tetap rinci,
dengan uraian pelanggaran dan jenis denda yang menjadi konsekuensinya. Dalam
bagian ini dipaparkan pula mengenai keadaan-keadaan tertentu dimana pelanggaran
tidak dikenai denda.
Berikutnya, dirincikan kembali
mengenai hal-hal yang terkait dalam manasik haji dan umrah. Misalnya mengenai
miqat, dijelaskan tentang tempat-tempat miqat, lengkap dengan petanya.
Pengetahuan kita pun akan bertambah dengan penjelasan tentang tiga macam
manasik haji. Dimana, ketiga macam manasik ini dipaparkan dengan menggunakan
diagram, sehingga memudahkan kita untuk menangkap perbedaan ataupun persamaan
dari ketiganya, dan ditutup dengan kesimpulan dari ketiga hal tersebut.
Tidak ketinggalan pula
penjelasan mengenai rukun dan wajib haji serta fatwa-fatwa seputar haji yang
dijelaskan dalam poin-poin, lengkap dengan keterangan ulama yang
memfatwakannya, ataupun dalil shahih yang melandasinya. Fatwa-fatwa ini akan
semakin mencerahkan kita, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkadang
dipertanyakan terkait kedua ibadah ini. Dijelaskan pula secara khusus mengenai
shalat di Masjid Nabawi, lengkap dengan visualisasi letak-letak bagian di
masjid nabawi, serta tuntunan ziarah kubur ke makam Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab yang pada dasarnya di landasi
pada dalil ziarah kubur secara umum. Dan ditutup dengan dzikir-dzikir dan doa
yang dianjurkan serta berkaitan dan digunakan saat haji atau umrah, yang
tentunya memiliki landasan dalil yang jelas. Disertai pula dengan tata cara
shalat jenazah yang biasanya selalu dilakukan seusai waktu-waktu shalat fardhu
di sana. Shalat jenazah ini memiliki keutamaan yang besar, sehingga sangat
sayang jika kita tidak dari awal membekali diri dengan ilmu tentang ini.
Pada akhirnya, buku ini akan
sangat membantu kita dalam memahami secara mendalam mengenai ibadah haji dan
umrah. Bagi Anda yang akan berencana untuk segera berangkat, maka buku ini
sangat praktis untuk turut serta dalam perjalanan Anda. Begitupula untuk Anda
yang telah berniat dan berencana untuk segera menunaikan ibadah haji atau
umrah, sangat diajurkan untuk memantapkan ilmu terkait manasik haji dan umrah,
dan buku ini akan sangat membantu Anda. Dan sebab setiap kaum muslimin pasti
memiliki keinginan untuk melaksanakan rukum Islam yang terakhir ini, maka buku
ini tentu akan sangat bermanfaat untuk kita semua, insya Allah.
*ditulis untuk rubrik Resensi Buku Islam
di Radio Rodja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar